Untuk Sebuah Tempat yang Ku Namai Surga
Di sana, di tempat tertinggi atas sebuah pencapaian. Perjuangan keras dibutuhkan untuk mendapatkannya. Bagi para pecundang, tak mungkim terjalnya jalan bisa ditempuh. Nyali yang ciut pasti akan menjatuhkannya.
Untuk sebuah tempat yang ku namai surga. Titik bahagia di dunia yang tak mudah dijamah. Sudah lama aku mendambakannya. Ingin ku jejak kaki ini agar mampu menjamahnya.
Tuhan tahu, aku belum mampu. Karena itulah Dia tak pernah mengizinkanku mencapai surganya. Aku kalap. Sempat dadaku meluap karena amarah dan kecewa. Mengapa aku tak pernah bisa ke sana?
Lalu sekarang, mataku terbuka sudah. Aku memang belum mampu. Kakiku masih lemah, dan jiwaku masih sering goyah.
Aku lelah menanjak beberapa puluh meter. Belum lagi ketika malam meraja, jiwaku ciut menatap gelap menerkam sekitar.
Aku masih terlalu takut. Aku belum kuat.
Tapi aku yakin, suatu saat akan ku hirup segar udara di sana. Dan mataku, tak akan lelah menangkap setiap keindahan yang terpampang.
*sebuah hikmah kecil di gunung Pancar, berbarengan kegiatan LDKS dan pelantikan Pramuka*