Skip to content

Review Film Divergent : Mari Menciptakan Takdir

August 9, 2014

Haaa setelah baca buku tentang visi, tetiba di laptop ada film Divergent. Luar biasaaa. Mak jleb rasanya waktu nonton 😀 Kita adalah ‘pencipta’ takdir bagi diri kita sendiri. Begitulah pesan film itu.

Meski pacar saya bilang filmnya gak masuk akal karena melebihi kuasa Tuhan, tapi saya setuju dengan film itu. Kita manusia diberi kuasa lebih untuk mengubah takdir. Sebab Tuhan menciptakan dua jenis takdir : bisa dirubah dan tetap. Kalo gak salah bahasa arabnya, takdir mubram dan mualaq.

Takdir seperti usia, jenis kelamin, kelahiran, dan kematian memang tak bisa dirubah. Tapi takdir berupa jalan hidup, pekerjaan, rejeki, dan jodoh, semua ada di tangan kita.

Di film ini, tokoh cewek bernama Beatrice adalah keturunan keluarga Abnegation. Keluarga cendekiawan, para tokoh, dan berhati lembut. Mereka sopan, tertata baik sikap dan tutur katanya. Namun, Beatrice memilih takdir hidupnya sendiri untuk menjadi seorang Dauntless yg berkarakter bebas, keras, dan cukup liar.

Pada saat penataran, Beatrice terbukti tak punya bakat menjadi seorang Dauntless sejati. Dia lemah, pikirannya pun bukan Dauntless. Itu karena Beatrice adalah seorang divergent. Bakatnya campuran dari Abnegation, Euridite, dan Dauntless.

Beatrice yang lemah itu tak ingin tereliminasi dan menjadi gelandangan non faksi. Sebab itulah dia berusaha keras memperkuat fisik dan latihan. Di sanalah, ada salah seorang pemimpinnya yg bernama Four bersedia membantunya sedikit.

Beatrice berhasil.

Dia jadi sosok Dauntless yg kuat dan mewarisi kecerdasan Abnegation, karakter para pemimpin dan diplomat.  Masa depan Beatrice sebetulnya menyedihkan. Sebagai seorang divergent, dia seharusnya mati atau dimasukkan dalam non faksi. Faksi bagi orang-orang tak berguna.

Tapi dia bisa ‘menciptakan’ sendiri takdir miliknya. Dia bisa mengolah akal dan jiwanya agar menjadi Dauntless. Tentunya melalui latihan yang sangat berat bagi seorang yang tak berbakat.

Memang, isi film ini di luar logika. Sepertinya tak ada aturan Tuhan yg dimainkan atau bermain. Tapi ya sudahlah, ambil saja isi positifnya toh? 😀

Selamat terkesan! :*

From → Review

Leave a Comment

Leave a comment