Belajar Baik dari Mantan Penghutang Milyaran Rupiah
Sekitar tiga minggu yang lalu, saya masih duduk menjadi pendengar Pak David. Seorang Katolik yang melakukan pelayanan jamaah gereja. Dialah yang menginspirasi saya untuk melakukan pelayanan umat versi agama saya sendiri. Meski dari orang beda agama, kebaikan tetaplah kebaikan.
Banyak buku dan seminar motivasi yang mengajarkan untuk berbuat baik. Tapi entah saat itu saya lebih klik dengan ucapan Pak David. Sebetulnya, buku-buku itu juga sudah mengajarkan aksi konkret perbuatan apa yang bisa dilakukan. Misalnya sedekah, membantu orang lain, dan banyak lagi.
Namun tak kena di lubuk hati saya yang terdalam.
Pak David dulunya adalah pengusaha furniture. Terbentur krisis 98, beliau terjerat hutang puluhan milyar rupiah di bank. Pada saat itulah dia menemukan titik balik. Tuhan mulai hadir di hatinya. Dan semenjak saat itu, keadaannya berubah total. Saya tak punya masalah seberat Pak David. Hidup saya normal, masalah pun ringan-ringan saja. Namun terkadang hati dan pikiran serasa berat.
Saya sudah menemukan bentuk pelayanan itu. Maaf tak perlu disebut, agar tak jadi riya. Sebetulnya amal itupun tak sengaja, hanya mengikuti dorongan hati saja. Hasilnya sungguh luar biasa, kepala saya tak pernah lagi pusing memikirkan masalah. Hati saya pun senantiasa damai sebab Allah jadi patokan dalam berbuat.
Besok, insya Allah saya akan bertemu Pak David. Dan saya ingin mengucapkan terima kasih banyak sebab dia menjadi inspirator aksi ‘pelayanan’ saya 🙂