Skip to content

Antara Lebaran, Baju Baru, dan Hisab

Sudah sejak kuliah aku tak begitu peduli soal baju baru untuk lebaran. Namun, tahun ini beda.

Setelah berbenah isi lemari dan mendapati dua dus baju yang jarang bahkan tak pernah dipakai (sampai bandrolnya pun masih ada), maka keinginan menambah pakaian menjadi satu hal yang sangat perlu pertimbangan matang.

Tak lagi sekedar ingin lalu beli. Ada kalanya sebagai seorang istri, ku ingin menampilkan kebaikan suami lewat pakaian dan riasan. Menunjukkan pada orang bahwa suamiku tak membawaku dalam kondisi kekurangan.

Setelah dipikir lagi, untuk apa? Apa pentingnya? Siapa yang mau diberi tau? Aku hanya perlu memiliki diri dan keluarga yang bahagia. Itu saja.

Sebuah obrolan dengan kawan lama pun makin memantabkan prinsip yang kian meneguh : Seusia kita emang udah waktunya mikirin hisab. Termasuk pakaian.

Bumi Manusia, Ketegaran Seorang Perempuan Simpanan

Sebentar lagi novel Bumi Manusia akan difilmkan. Sama seperti Dilan, aku pun tak berniat menonton. Tak tertarik sama sekali. Sebab bagiku, imajinasi saat aku membaca novel jauh lebih liar dan bebas dibanding adegan-adegan pada film. Contohnya pemeran Minke yang akan diperankan Iqbal, blassss jauh dari bayanganku. Begitupun Fifty Shades of Grey, Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dalam Tetralogi Laskar Pelangi, dan masih banyak lagi. Aku selalu memilih tak menonton film adaptasi sebuah novel. Daripada kecewa.

Terlepas dari tokohnya akan diperankan siapa, ada quote yang aku suka dalam novel karya Pramoedya Ananta Toer ini. Kalimat itu milik Nyai Ontosoroh, seorang gundik ‘peliharaan’ pejabat Belanda yang mandiri dan tegar. Di saat suaminya terpuruk dan jatuh dalam sekat rumah bordil, Nyai Ontosoroh dengan gagah mengurus semua bisnis si meneer. Meski dia hanyalah seorang pribumi. Sosok yang derajatnya dulu dianggap sangat rendah bagai sampah oleh penjajah dan orang sebangsanya sendiri.

Kalimatnya yang paling ku suka adalah : “Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup berkalang lelaki. Namun aku wanita yang tetap butuh lelaki.” (fyi : dalam ilmu bahasa, pemakaian kata perempuan jauh lebih bermartabat dibanding wanita. Oleh sebab itu ada sebutan wanita jalang, wanita murahan)

Prinsip hidup itu sudah lama ku pegang pula. Kita sebagai perempuan harus bisa mandiri. Tidak semua orang mendapatkan suami kaya. Ada pula yang harus merintis dan tertatih-tatih di awal kehidupan pernikahannya. Di sinilah keterampilan hidup dan pengetahuan perempuan dibutuhkan untuk menopang kehidupan rumah tangga. Justru aku salut pada kawan-kawan sesama perempuan yang bisa mandiri. Tak hanya bisa mengeluh dan merepet pada suaminya. Jatahnya kurang lah, gak cukup buat nyalon lah. Helloooo perempuan macam itu lah yang membuat para suami siap jatuh dalam perangkap maksiat. Entah selingkuh ataupun terjerat pelakor.

Namun, jangan sampai kita menganggap tak butuh lelaki. Bahkan para perempuan yang memilih lajang seumur hidup pun membutuhkan bapaknya agar dia bisa terlahir di dunia. Dulu, meskipun dia mengelak dan menolaknya.

Sebetulnya aku sempat jadi seorang feminist sejati. Aku menolak pernikahan dan merasa lebih baik dari laki-laki. Tetapi, seiring dengan hidayah yang ku peroleh untuk kembali mereguk nikmatnya iman, seketika itu pula aku paham bahwa derajat perempuan sudah dimuliakan oleh agama. Hanya budaya dan perlakuan individu sajalah yang merusaknya.

Aku pun bersyukur, sebab saat ini suamiku meski masih patriarkis, tetapi dia termasuk golongan memuliakan perempuan. Jadi, selesai sudah masalah ketakutanku dulu akan pernikahan. Kalaupun suamiku dzolim padaku, aku tinggal berdoa saja.

Dan Tuhanku akan mendengar rintihanku. Seperti yang sudah-sudah, doa baik-baik saja Allah kabulkan dengan mudah. Hasilnya nikmat. Untuk apa harus doa jelek?

*khusus Fifty Shades of Grey aku tak pernah menontonnya. Tapi baguslah pemainnya tak sesuai bayanganku. Coba kalau sama persis, bisa-bisa waktu itu langsung cuss ke bioskop pas premiere-nya 😄

Cara Mudah dan Cepat Membuat KK (Kartu Keluarga) dan Persyaratannya

Dua tahun sudah kami menikah. Terhitung bulan Mei ini. Namun, urusan KK baru diusahakan. Sebetulnya di bulan ketiga setelah pernikahan sempat diurus, tapi waktu itu mau pindah domisili ke Salatiga. Berhubung kembali ke Batang dan persiapan bikin akte kelahiran anak, sekarang kami ngebut ngurusnya. Mumpung gubernurnya masih Mr. Ganjar dan Presidennya Jokowi, jadi urusan di kantor pemerintahan serba cepat dan gratis 😄

Untuk membuat KK suami istri yang masih satu kota, syaratnya :

1. Surat pengantar desa asal

2. Fotokopi KK + KTP (sekalian bawa KK asli untuk jaga-jaga)

3. Foto background merah 4×6 (siapin aja 10 lembar)

4. Alamat pindah domisili

Tinggal bawa ke kecamatan, nanti dikasih keterangan pindah.

Sedangkan untuk membuat KK antar kota, karena dulu kami pernah mau pindah ke Salatiga, persyaratannya hampir sama. Hanya saja ditambah SKCK dan foto 4x6nya dibanyakin jadi 16 lembar, serta siapkan juga foto ukuran 2×3 dan 3×4. Info lebih lanjut hubungi wilayah masing-masing. Mungkin aja beda.

Kemarin suami proses ke kecamatan asalnya sehari jadi. Cepet. Hari ini langsung ajukan ke desa dan kecamatan domisili. KK kami bisa diambil tanggal 6 Juni nanti. GPL 😂

Buruan bikin. Udah gak jaman dibuat ribet sama pegawai kelurahan atau kecamatan. Kalo mereka nyepelein atau minta uang, lapor aja ke saberpungli 😄

*ngomongin soal mr.jok, aku bukan fans fanatik beliau. Bahkan dari orang yang ku benci pun aku selalu berusaha mengambil sisi positif dari dirinya. Jadi gak usah ada komen bilang cebong atau nasbung. Belajarlah menghargai kebaikan orang lain sekalipun kita tak ingin.

Jadwal Praktek Dokter Kandungan Wanita Batang Pekalongan, dr. Nurbaa

Ini adalah jadwal dokter Nurba’a di RSU Bedah Aro Pekalongan. Sebetulnya ada di RSUD Kalisari Batang juga, tapi yang ku tau di ARO karena adek kerja di sana.

Untuk Bu Nurba’a aku belum pernah konsul sama beliau, jadi orangnya bagaimana belum tau. Kata adek sih dalam lingkungan rumah sakit orangnya baik, supel. Kurang tau untuk konsul kandungan.

Jadwal dokter kandungan wanita di Batang Pekalongan ini bermanfaat bagi yang bener-bener cuma mau sama dokter cewe 😄

*update 1 :

Sore ini ngobrol sama temen yang pernah konsul sama bu Nurba’a, katanya orangnya enak. Bayarnya juga murah. Recommended bagi yang mau rajin usg tiap bulan 😄

Yang Brewokan Lebih Hot

Cowok-cowok berjambang dan brewok tipis emang kelihatan hot banget. Contohnya para lelaki arab, india, dan pakistan. Malah tahun lalu aku jadi penonton setia drama Ranveer yang pemainnya adorable menurut versiku. Alhamdulillah pas nikah dikasih satu yang begitu huhehehe. Pernah ada anak yang bilang, “Bu, coba om Alip dipakein taplak meja.”

Awalnya aku mikir sejenak, lalu nyambung. Oooh maksudnya biar kayak orang Arab? Karena bukan cuma sekali ada yang tanya apakah suamiku keturunan negeri onta. Saking penasarannya, mereka rela nunggu suami pulang. Tapi maaf ya anak-anak, taplak mejanya gak ada motif merah kotak-kotak kecil kayak sorban orang Arab. Jadi batal rencana kita. Dengan raut kecewa, mereka pun pulang.

Pernah lagi, suami menyalakan TV dan di situ terpampang host laki-lakinya sosok brewok tipis dengan kumis yang matched sama wajahnya. Sontak, aku pun berkata “Kalo mau istrinya dosa liatin cowok macho begituan, setel aja terus TV nya.”

Suami melirik sebel, lalu mengganti channel. Mungkin karena ingin menggodaku, dia kembali memilih stasiun TV yang menampilkan cowok keren versiku tadi. Aku langsung beristighfar “Ya Allah, ganteng banget.”

Suami makin sebeeel 😂😂😂

Aku sempat berseloroh. “Gimana kalo aku nonton film India aja? Biar anak kita kalo cowok keren, kalo cewek mancung, eksotis.”

Suami menjawab “Buat apa?”

“Ya biar cakep lah. Dulu pas hamil kakaknya kan aku nontonnya Korea. Nyatanya anak kita yang gak ada, mukanya agak Korea.”

“Gak usah. Nanti pusing banyak yang suka.” Begitulah, jawaban pamungkas seorang calon bapak (insya Allah) yang tak ingin anaknya dikerubuti lawan jenis. Plus cemburu mungkin yah 😂😂😂

Bye Facebook, I’m Blogging Now

Ada lebih dari 100 kunjungan setiap hari pada blogku. Jumlahnya mungkin tak terlalu banyak. Namun setidaknya, ada 100 pasang mata yang mendapatkan manfaat dari tulisanku. Kalau ada nasehat yang ku tulis di sini dan pembaca melakukannya, aku akan dapat pahala. Hal ini jauh lebih menyenangkan dibanding menuliskannya di Facebook. Sekali posting, ada puluhan pasang mata yang membaca dan like. Tapi setelah itu? Ya sudah. Tulisan kita tenggelam. Ditambah Fb selalu melakukan perubahan pada algoritmanya. Tak semua orang di friend list bisa melihat postingan milikku.

Berbeda dengan blog.

Orang datang ke sini karena mencari informasi di google. Mereka membutuhkan informasi itu. Meski tak setiap hari aku menulis di sini, akan selalu ada pengunjungnya. Oleh sebab itu aku meninggalkan fb dan beralih ke blog. Lebih tepatnya, kembali ngeblog. Blog juga bisa membuatku berkarya anonymously. Aku tak perlu profil dan orang tak perlu tau siapa aku. Cukup karyaku saja yang mereka kenal. Lebih nyaman karena terbebas dari sifat riya’ (insya Allah).

Aku adalah tipikal orang yang suka menulis. Hingga kadang tak sadar, aku suka menulis hal tak penting. Ada suatu titik, aku menyadari tak semua orang di sosmed butuh tulisanku. Ditambah dengan perasaan tidak enak setiap membuka aplikasi sosmed membuatku memutuskan untuk clear data dan berhenti membukanya. Tak bisa dipungkiri bahwa unggahan di sosmed cenderung didominasi pamer, ujaran kebencian, dan pikiran-pikiran sontoloyo lainnya yang membuat orang mudah tersulut emosi dan memicu perpecahan. Sangat mengganggu ketenangan batin. Terutama Facebook dan Instagram. Sedangkan Twitter masih mending. Mungkin karena sudah banyak yang meninggalkannya, jadi aplikasi berlogo burung ini lebih adem dibanding dua jejaring sosial yang sebelumnya ku sebut.

Tak semua orang butuh yang ku tulis di sana. Pun dari beberapa kawan yang suka share nasehat kebaikan, lebih sering terlihat bahwa itu menjadi pembelaan atas dirinya sendiri. Berbeda dengan para pengunjung blog ini. Mereka mencari sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Dan di sinilah mereka menemukan tulisanku.

Manusia mati hanya bisa meninggalkan karya. Tak perlu nama yang dikenang, selama hasil pemikirannya bisa bermanfaat. Menyadari akan amal dan dosa jariah ini, aku telah menyisir tulisan-tulisanku yang tidak bermanfaat dan justru menjadi ladang dosa. Agar para pengunjung blog hanya menemukan tulisan bermanfaat. Bukan postingan sampah.

Jika WordPress.com bisa langgeng hidupnya, maka selanggeng itu pula amalku meski aku tak pernah menulis buku. Semoga.

Pengalaman Lancar Puasa Saat Hamil Muda

Sejak dokter bilang bahwa tak apa puasa jika kondisi ibu sehat, aku pun yakin untuk berpuasa. Meski awalnya aku sendiri ragu. Sebab sebelum puasa, aku harus makan tiap satu jam sekali. Telat sedikit, rasa mual menyapa.

Tak ada resep atau makanan khusus yang ku konsumsi selama puasa. Semuanya sama seperti hari biasa. Selalu banyak makan sayur dan buah, plus air putih. Alhamdulillah aku sudah mulai bisa mengkonsumsi air putih, yang penting harus dingin.

Ternyata puasa saat hamil bikin badan jadi enak loh. Biasanya aku kadang masih pusing saat bangun, tapi saat puasa selalu sehat. Tidak lemas dan lapar. Paling kalau mendekati maghrib, agak terasa perut berdendang 😄

Ini yang biasa ku lakukan saat buka hingga sahur :

1. Adzan maghrib buka dengan jus buah atau makan buah segar.

2. Solat maghrib.

3. Makan nasi (nasinya seuprit aja) + sayur yang banyak . Lauk bebas. Aku mulai mengkonsumsi protein hewani bersama nasi, padahal biasanya menghindari.

4. Setelah isya nyemil buah

5. Kalau lapar, makan sekali lagi atau makan kudapan lain. Bisa es buah tanpa susu, keripik, atau sate 😂

6. Tidur, bangun jam 2-3 pagi langsung minum air putih segelas + makan buah.

7. Masak, selesai masak makan buah + minum air putih lagi. Biasanya aku selesai masak pukul 03.30. Aku menghindari masakan yang dihangatkan untuk sahur.

8. Jam 4 sahur, minum air putih sampai menjelang subuh.

Dengan pola makan demikian alhamdulillah aku tak merasa lemas, pusing, atau mual muntah. Intinya, jangan sampai tubuh dehidrasi. Perbanyak buah dan sayur agar nutrisi terpenuhi. Serta, usahakan konsumsi buah minimal 15 menit sebelum menu utama.

Semoga bermanfaat.

Alquran adalah Hidangan. Nikmatilah Perlahan

Alquran itu indah, hidangan jiwa yang mampu membasuh segala kerak di hati. Tapi kalau dibaca terlalu cepat rasanya jadi hambar. Sering ku memberi nasehat pada anak-anak yang belajar di tempatku, alquran harus dibaca tartil, pelan, pokoknya yang penting sesuai tajwid. Jangan buru-buru khatam dan asal baca. Jadi saat mendengar ada yang melantunkan alquran bagai kesetanan, ingin ku menjeritkan suara hati “Nak, kau merusak keindahan kalimat Allah”

Cadar dan Terorisme

Dapat tulisan bagus di Metro dengan judul “Kecurigaan pada Cadar Sukseskan Terorisme”. Banyak yang kaget kan mak, teroris kali ini gak cadaran. Suaminya gak jenggotan, jidat gak item, dan celananya gak cingkrang.

Link http://www.metrotvnews.com/amp/yNLd7O9N-kecurigaan-pada-cadar-sukseskan-teroris#click=https://t.co/dsgIeDGTOD

Jasad yang Tertolak

Nak, ibu waktu SD suka baca majalah Hidayah. Isinya ada yang menggembirakan, namun yang paling menarik justru kisah mayat yang mati tragis. Kamu tau nak? Di bulan Mei 2018 ini terjadi pengeboman oleh keluarga-keluarga teroris. Jasad mereka tidak diterima keluarga dan tak ada yang mau menjemput. Mirip sekali dengan kisah di majalah islami yang ibu baca dulu. Coba kamu pikir nak, kalau jasad tidak diterima berarti matinya khusnul atau su’ul khotimah?

Begitulah nak. Kita bisa jadi apa saja selama hidup. Namun, hasil akhirnya akan ditentukan ketika mendekati ajal. Suatu saat ketika kamu telah lahir, insya Allah akan ibu ceritakan tentang kisah orang super alim yang akhirnya justru kafir menjelang ajal.

Orang itu nak, sehari-harinya hanya menghabiskan waktu untuk ibadah. Tetapi karena rayuan iblis, dia meninggal dalam keadaan berikrar setia pada makhluk laknat itu. Syahadatnya tertinggal bersama keimanannya yang telah lapuk. Iblis tersenyum menang melihat hamba yang tadinya soleh menjadi durhaka pada Tuhannya. Mirip teroris, mereka berpikir akan menggapai surga, sayangnya jasad mereka pun tak ada yang mau menerima.

Nak, dulu ibu selalu berdoa pada kakakmu yang belum lahir. Semoga anakku jadi calon penghuni surga, ya Allah. Dan doa ibu dikabulkan, nak. Kakakmu meninggal sebelum sempat melihat dunia. Ketika masih bersih dari segala dosa.

Kini, ibu tak mendoakan hal yang sama padamu. Ibu tak berharap kau akan menjadi orang alim atau bukan. Namun, jadilah orang bermanfaat yang senantiasa takut pada Allah. Sebab alim tak berarti baik, nak. Tapi, takut pada Allah adalah ciri hakiki manusia beriman.

Itulah harapan ibu padamu.